Senin, 05 Oktober 2009

HASAN AL RAMAH

Sejarah menunjukkan bahwa bubuk mesiu sederhana telah ditemukan di Cina pada abad 9 M yang diterapkan pada petasan dan digunakan pada saat memperingati hari- hari besar negara dan hari-hari besar keagamaan. Sementara itu kisah imajinatif yang bisa disetarakan dengan fiksi ilmiah, bahwa ledakan dapat dimanfaatkan sebagai daya dorong muncul di negeri ini juga pada abad 11 bahwa seorang pejabat bernama Wan Hoo mengikatkan 47 buah roket pada kursinya dan terbang menuju ke bulan.
Namun Cina tidak mengembangkan teori peroketannya sendiri sebab pada saat itu Cina bukan satu-satunya peradaban yang mengenal bubuk mesiu sebagai bahan peledak pendorong petasan. Di Asia bagian barat kala itu berkembang imperium di bawah Dinasti abbasiyah yang berpusat di Baghdad yang juga telah memiliki bayak ilmuan . Bahan kimia yang dikenal dapat memicu ledakan seperti potassium nitrat telah dikenal pada abad 9 oleh Jabir Ibn Hayyan dan Abu Bakr Ar razi, ilmuan-ilmuan yang berasal dari kota ini. Terdapat pula beberapa naskah yang ditulis pada abad 10 tentang resep bubuk mesiu, sementara Ibnu Al Baithar menuliskannya pada Abad 12 M.
Oleh karena itu ketika Baghdad kemudian berada di bawah kendali turki seljuk, tidak diragukan bahwa teknologi roket telah berkembang dan banyak digunakan untuk kepentingan perang. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berkembang pada masa dinasti Artuq, tetapi juga pada masa Dinasti seljuk yang lain misalnya Belyazid.
Daerah Syria terutama di Damaskus merupakan pusat ilmu pengetahuan pada abad 13? dengan banyaknya madrasah dan rumah sakit yang dibangun oleh Dinasti Atabeg Turki. sangat wajar jika ilmuan-ilmua kala itu mampu membuat bubuk meiu dan senjata peledak di syria dan telah berhasil memenangkan pertempuran dengan tentara salib.
Sedangkan di Syria dan Mesir pada masa Dinasti Mamluk ketika berlangsung Perang Salib I sekitar abad 12 M, dipastikan terdapat saham dari ilmuan muslim dalam penemuan bubuk mesiu dan senjata berpeledak yang menjadi senjata ampuh bagi tentara-tentara muslim kala itu. Bukti penggunaan bubuk mesiu selama Perang salib di Fustat, Mesir 1168 adalah ditemukannya jejak penggunaan potassium nitrat. Jejak tersebut juga ditemukan di tahun 1218 usai pengepungan Benteng Dumyat dan Peperangan Al mansur tahun 1249.

HASAN AL RAMMAH








Menurut Sejarahwan George Sarton, salah satu yang bisa dirujuk sebagai penemu roket adalah Hasan Al Rammah Najm al Din al-ahdab, seorang ilmuan Syria abad 13. Ia menulis buku berjudul kitab al-furusiya Wal-muhasab al-harbiya dan Nihayat al-su’ul wal-ummiya fil ta’allum a’mal al-furusiya . Di dalam buku ini ia membahas mengenai material-material peledak dan senjata api. Al rammah melakukan sejumlah pengembangan seperti pemurnian potassium nitrat dan juga meneliti bahan bakar lain seperti naphta dan salpheter.
Al Rammah juga yang telah memberikan konstribusi besar terhadap penemuan roket (tayyar) dan meriam. Ada empat buah naskah berbahasa arab dari tahun 1320 yang berisi deskripsi dan prinsip kerja meriam portable kala itu lengkap dengan bubuk mesiunya. Sekarang ini sebuah naskah tersimpan di St Petersburg, dua di Paris dan satu lagi di istanbul.
Meriam sejenis ini digunakan oleh pasukan muslim yang dipimpin oleh Saifuddin Qutuz, penguasa dinasti Mamalik Mesir ketika menahan serangan Mongol pimpinan Qitbuqa di ain Jalut, Palestina pada tanggal 15 Ramadhan 658 H. Meriam ini dikembangkan lebih jauh pada abd 14 oleh orang-orang Mamluk.
Meriam yang sama juga digunakan orang Arab di Spanyol dalam upaya mempertahankan sevilla pada tahun 1248, di Granada pada tahun 1319 , di Baca dan Albace 1324, Huescar dan Martos tahun tahun 1325, Alicante tahun 1331, dan di algeciras mulai tahun 1342 sampai tahun 1344. Bahkan lebih jauh para ilmuan meyatakan bahwa sejarah persenjataan Spanyol sangat terkait dengan orang Arab yang mengenalkan senjata api ke Spanyol kemudian melintasi Italia, masuk ke Perancis dan berakhir di Jerman.
Torpedo
Selain sebagai penemu roket atau tayyar , menurut Sejarahwan Parlington Al Rammah adalah pula yang pertama kali membahas mengenai panah api, lembing dan ilustrasi roket air yang kita kenal sekarang ini dengan istilah torpedo. Torpedo Al rammah berpendorong roket ia sebut sebagai “telur yang bergerak dengan sendirinya” ini berisi bahan peledak berupa potongan logam yang dicampur naphta dan salpheter yang disulut dari 3 titik, sedangkan pengontrol arahnya terdiei dari dua buah sirip. Sementara karyanya mengenai teknik bertempur yang ditulis sekitar tahun 1275.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Al Rammah telah mewariskan teknologi persenjataan milier hingga kemudian berkembang menjadi berbagai berbagai persenjataan modern seperti yang kita kenal seperti sekarang ini. Dari sini para ilmuan barat menyatakan bahwa orang arab kemungkinan besar adalah kelompok pertama yang mewarisi rahasia pembuatan roket. Buku yang ditulis Al rammah dan alat-alat perang rancangannya masih tersimpan di National space and Museum, di washington Dc, Amerika Serikat.

Tidak ada komentar: