Senin, 05 Oktober 2009

JABIR IBNU HAYYAN, BAPAK KIMIA MODERN

Sekian abad yang lalu buku-buku kimia karangan ilmuan muslim abad pertengahan telah menyebar di Eropa. Tiga ratus buah terdapat di perpustakaan Perancis, Jerman dan Italia . Sementara di Museum Inggris terdapat kurang lebih delapan puluh buah.
Dalam buku The age Of faith, Will Durant menulis bahwa, kimia adalah ilmu pengetahuan yang hampir seluruhnya merupakan warisan ilmuan muslim yang berkembang pada saat bangsa Yunani masih menguasainya secara terbatas dengan metode yang belum lengkap. Sejarah mencatat bahwa ilmuan-ilmuan muslimlah yang memperkenalkan metode observasi dan eksperimen dalam tataran empirisme (pengamatan dengan panca indera) ketimbang sains yunani yang bertumpu pada rasionalisme.
Berbagai peristilahan kimia warisan muslim masih kita jumpai saat ini seperti alkoho (al-kuhl), alkali (al-qilwiyat), alembic (al-anbiq), arsenic (zirnikh), baja (inggris = steel, dari asal kata arab : al-itsmid), kopi (kahwa) dan masih banyak lagi.
Salah seorang kimiawan muslim terkemuka yang diberi gelar bapak kimia modern, karena beliau adalah ilmuan pertama yang menerapkan metode ilmiah untuk melakukan analisis terhadap berbagai materi yang diuji coba adalah, Jabir Ibnu Hayyan. Sarjana barat sendiri menyebut nama beliau, Geber .
Nama lengkapnya adalah Abu Musa jabir Ibnu Hayyan. Lahir di …. Pada tahun 721 M. Ia merupakan murid kesayangan para kimiawan muslim generasi pertama seperti abu abdillah Ja’far Shadik, cucu dari husein Bin Ali Bin abu Thalib yang pernah menyusun kitab kimia setebal 1000 lembar. Selain itu, ia juga belajar dari karya Khalid bin yazid bin muawiyah , pangeran Umayyah yang menulis beberapa karya kimia seperti al-Hararah (pemanasan) dan As Shahihah al kubra (lembaran yang besar).
Jabir digambarkan sebagai seorang pria berperawakan tinggi, tampan dan berwibawa. Ia memiliki jenggot yang lebat dan dikenal memiliki keteguhan iman yang tinggi, bahkan disebut pula sebagai sufi yang rutin melakukan I’tikaf di rumahnya yang berada di Damsyik, Syria.
Jika selesai sholat, ia pergi ke laboratoriumnya yang dipenuhi dengan berbagai macam bejana dan tabung percobaan. Bahan-bahan yang akan diuji coba disimpan di dalam tabung khusus yang telah ditimbang dalam ukuran tertentu. Jabir memang dikenal sebagai ilmuan pertama di dunia yang menimbang kadar material yang ia gunakan sebelum ekperimen ilmiahnya. Batu tumbangan terkecil yang ia gunakan sama berat dengan biji sawi atau sebesar 0,00015432 rithlel. Suatu ukuran yang sangat presisi pada masa itu. Jika bahan-bahan tersebut perlu dihaluskan, maka ia menumbuknya dalam suatu lesung yang terbuat dari emas murni yang beratnya kurang lebih 200 rithel ( 1 rithel Syria = 2,564 kg).

Dari hasil percobaannya ini Jabir menghasilkan berbagai material mengagumkan seperti tinta yang bersinar. Tinta tersebut ia gunakan untuk menulis hal-hal penting yang memungkinkan dibaca dalam keadaan gelap. Ia juga membuat kertas tahan api untuk memenuhi permintaan gurunya, imam ja’far Shadiq, cat anti karat untuk besi, bahan anti air untuk pakaian serta pengharum badan atau yang kemudian kita kenal dengan parfum, proses destilasi alcohol, penyaringan air bersih, peleburan logam untuk pembuatan pakaian perang, helm, perisai dan senjata, pewarnaan kaca serta proses pembuatan permata.
Hasil penemuannya ia paparkan dalam 200 buah buku. Delapan puluh buah di antaranya merupakan karya di bidang kimia, seperti : Assirul maknun (rahasia yang terpendam), Al mawazin ( timbangan), Al Arhanul arba’ah ( prinsip yang ke-empat), Al Misaj ( persenyawaan), dan Al Ashbag (Pencelupan).
Jabir juga berusaha mewujudkan impian para sarjana kimia yakni membuat emas melalui pencampuran dari bahan bukan emas, upaya yang mendapatkan kontroversi dari kalangan ulama saat itu karena upaya yang dinamakan al-kimiya ini dianggap terlalu berlebihan. Walaupun mimpi ini memang belum pernah terwujud hingga saat ini, namun Jabir telah berhasil membuat logam berwarna kuning mengkilap yang konon sulit dibedakan dengan emas murni.
Proses pembuatan bahan ini ia tulis dalam bukunya : Al Khawash (spesialisasi). Buku tersebut masih tersimpan di perpustakaan nasional paris Perancis. Di perpustakaan itu pula tersimpan buku karya jabir lainnya yang berjudul al-ahjaar (batu-batuan).
Jabir adalah ilmuan yang berjasa menambah klasifikasi berbagai material. Material yang dikenal sejak zaman yunani kuno adalah tanah, air, , api, udara, dan logam. Jabir membagi logam atas dua bagian, yakni sulfur yang bisa terbakar, dan timbal yang menurutnya memiliki sifat-sifat ideal sebagai logam.
Jabir juga memperkenalkan berbagai macam asam. Sebelum ia orang Eropa Cuma mengenal asam cuka. Jabirlah yang memperkenalkan asam lain seperti asam nitrat, asam sulfur, asam hidroklorik, dan asam sitrat.
Sementara itu penelitian Jabir tentang racun, beliau tuangkan dalam bukunya yang berjudul Kitabul Sumumi Wa Daf’i Madharriha ( buku yang menerangkan tentang macam-macam racun dan terapinya). Di dalam buku ini Ia membagi racun menjadi tiga jenis, pertama, racun yang berasal dari hewan seperti racun ular, racun harimau dan racun kalajengking. Kedua, racun nabati, yang berasal dari tumbuhan seperti candu dan ganja. Dan ketiga racun batu seperti raksa.
Jabir juga meneliti sifat-sifat logam. Dalam bukunya yang berjudul kitabur rahmah (…), ia menulis hasil penelitiannya tentang magnet. Ia mengatakan bahwa kekuatan magnet semakin lama semakin berkurang.
Atas karya-karyanya ini, jabir mendapat banyak pengakuan darim sarjana-sarjana barat. George Sarton berkata bahwa, Jabir adalah orang terbesar dalam ilmu kimia pada abad pertengahan. Lyklerok berkomentar bahwa, sesungguhnya Jabir merupakan ilmuan terbesar di abad pertengahan dan merupakan ilmuan terbesar di zamannya. Bahkan barthelot mengatakan bahwa keahlian Jabir dalam ilmu kimia sama dengan keahlian aristoteles dalam logika.
Kimiawan muslim ini meninggal pada tahun 815 M.
Untuk mengenang jasa-jasanya, gambar jabir digunakan untuk menghiasi perpustakaan Medisi, Florensia, italia. Lembaga…. Juga mengabadikan nama Jabir ibn hayyan pada sebuah kawah di bulan yakni pada posisi. Kawah tersebut dinamakan kawah geber.

Tidak ada komentar: