Senin, 05 Oktober 2009

Kumpulan Biografi ahli keteknikan islam abad pertengahan

Kehidupan Sarjana Andalusia pada era keemasan Islam
Diceritakan oleh Phillip Hitti dalam bukunya, Dunia Arab bahwa, Al-Hakam, prngganti Abdul rahman III, adalah seorang sarjana dan suka memajukan ilmu pengetahuan. Banya derma yang disediakannya untuk para sarjana disamping untuk mendirikan dua puluh tujuh buah sekolah umum di ibukota. Di bawah pemerintahannya, Universitas Cordoba, universitas yang ditempatkan oleh abdul rahman III di dalam mesjid yang ternama,menjadi suatu lembaga yang terbaik dio antara lembaga-lembaga perngajaran di dunia kala itu. Ia dapat diambil sebagai contoh, baik oleh al-Azhar di kairo maupun oleh Nizamiyah di Baghdad.
Di sana mahasiswa-mahasiswa islam dan Kristen, baik dari spanyol sendiri maupun dari daerah-daerah lain dari Eropa, Afrika dan Asia, bersama-sama menuntut pelajaran. Al-hakam memperbesar mesjid tempat universitas itu, mengalirkan air ke sana dengan mengunakan pipa timah hitam; kemudian mesjid tadi dihiasi dengan mozaik-mozaik yang disuruh buat oelh seniman-senima Byzantium. Professor-professor dari Timur diundang mengunjungi universitas itu dan menyediakan hadiah-hadiah untuk gaji mereka.
Selain dari universitas tersebut, ibu kota tafdi masih mempunyai perpustakaan kelas satu. Al-Hakam adalah seorang pencinta buku. Agen-agennya mencari buku-buku di took-toko buku Iskandariyah, Damasik dan Baghdad untuk membeli atau menyalin naskah-naskahnya. Buku-buku yang diperoleh dengan jalan tersebut, konon kabarnya berjumlah 400000 buah.
Titel-titel buku itu semuanya membutuhkan daftar buku yang terdiri dari 44 bahagian dan tiap-tiap bagian memuat dua puluh halaman tentang karanga-karangan yang merupakan syair. Al hakam, yang rupa-rupanya adalah sarjana yang terkemuka di antara khalifah-khalifah, sangat banyak mempergunakan buku-buku itu dan catata-catatannya yang didapati pada jidar beberapa naskah, membuat naskah-naskah itu di kemudian hari sangat mahal harganya bagi para pengumpul naskah-naskah kuno. Pada kala itu di irak, seorang keturunan Umayyah bernama al-Isbahani, sedang menyusun sebuah buku yang berjudul aghani. Al-hakam yang menghendaki sebuah di antara penerbitan yang pertama daribuku tersebut, mengirim uang sebanyak 1000 dinar kepada pengarangnya, dan dengan demikian ia beroleh kepastian akan mendapat kehendaknya itu.
Kebudayaan umum di Andalusia di kala itu mencapai taraf yang sangat tinggi, sehiongga sarjana Belanda bernama Dozy, dengan penuh minat berkata : hampir setiap orang dapat menulis dan memebaca di sana. Taraf kebudayaaan Andalusia yang diutarakan di atas itu sudah menjadi suatu kenyataan pada ketika eropa-Kristen baru hanya mengenal asa-asas pertama dari ilmu pengetahuan, sedangkan itu pun hanya terbatas pada beberapa pendeta saja.

Tidak ada komentar: